HelferPhoto

Kumpulan Materi Pelajaran

12 Aliran Seni Lukis Beserta Pengertian dan Contohnya

November 6, 2018

Hai teman-teman, buat kamu yang sedang membutuhkan informasi mengenai seni lukis dan aliran-aliran dalam seni lukis, maka artikel ini wajib kamu baca karena di dalamnya akan dijelaskan secara lengkap tentang beragam aliran dalam seni lukis yang harus kamu ketahui.

Artikel berikut ini akan menjelaskan dua hal, pertama adalah tentang pengertian seni lukis dan yang kedua adalah tentang aliran-aliran dalam seni lukis, diantaranya adalah klasikisme, romantisme, realisme, naturalisme, dan masih banyak lagi.

Nah, tanpa berpanjang kata lagi, mari kita simak semua uraian tentang seni lukis dan aliran-alirannya pada bagian berikut ini.

Pengertian Seni Lukis

Pasti kamu sudah tak asing lagi dengan yang namanya lukisan. Tentu saja, lukisan adalah produk dari seni lukis. Tapi sebetulnya apa sih pengertian dari seni lukis itu sendiri?

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa dan dalam hal ini, dasar atau pondasi dari seni lukis adalah menggambar. Dengan kata lain, seni lukis merupakan pengembangan lebih lanjut dari menggambar.

Seni lukis bisa diartikan sebagai salah satu aktivitas seni menorehkan garis dan warna pada permukaan dua dimensi untuk mewujudkan suatu objek tertentu.

Kira-kira arti seni lukis secara umum adalah demikian dan apabila kita membaca definisi-definisi dari para ahli, kita akan menemukan pengertian yang tak jauh beda dengan pengertian tersebut.

Lalu apa sih bedanya melukis dengan menggambar? Melukis lebih kompleks dari menggambar dalam arti melukis merupakan kelanjutan dari menggambar dimana alat dan bahan yang dipergunakan lebih banyak dari pada menggambar dengan menggunakan kapur, arang, pensil, bolpoin, dan sejenisnya.

Secara konvensional, sesuatu yang disebut sebagai seni lukis adalah bentuk kombinasi garis dan warna yang ditorehkan pada permukaan dua dimensi. Warna dalam hal ini berbahan cat (cat air, cat minyak, cat akrilik, dan lain sebagainya) dan permukaan dua dimensi adalah kanvas.

Meski pengertiannya secara konvensional demikian, namun pada praktiknya seniman tak mau dibatasi oleh definisi dan kategori, mereka terus menerus bereksplorasi dengan beragam bahan, alat dan media seperti melukis di dinding, melukis di kaca, melukis di permukaan kayu, dan lain sebagainya sejauh media tersebut merupakan permukaan atau dua dimensi.

Stereotype dari lukisan adalah apabila gambar dihasilkan dengan menggunakan warna terutama berbahan cat di media apapun. Maka orang pada umumnya akan menyebut hasil gambar tersebut sebagai lukisan.

Namun apabila alat yang digunakan untuk menciptakan wujud visual masih berupa pensil, spidol, dan sejenisnya, orang pada umumnya akan menganggapnya sebagai gambar.

Nah, dari penjelasan tersebut kiranya teman-teman pasti bisa mendefinisikan sendiri apa itu lukisan bukan? Yup, untuk selanjutnya, agar pemahaman kita lebih afdol, ada baiknya kita mempelajari aliran-aliran dalam seni lukis sebagaimana akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

12 Macam Aliran Seni Lukis dan Contohnya

Ada banyak sekali jenis-jenis aliran dalam seni lukis dan bahkan sebetulnya tiap-tiap pelukis berbakat yang memiliki karakter khas telah mampu menciptakan sendiri alirannya sebagaimana kekhasan dalam lukisan.

Kenapa? Sebab dalam aliran seni lukis selalu ada kekhasan yang menjadi ciri meski kemudian aliran ini juga bertolak dari suatu bentuk pemikiran tertentu. Selanjutnya, kita akan pelajari 12 aliran utama yang menjadi aliran dasar dalam seni lukis berikut ini.

#1 Aliran Klasikisme

Lukisan klasik sedikit banyak mirip dengan lukisan romatisme baik dari segi pewarnaan ataupun teknik lukis yang digunakan. Hanya saja, dalam lukisan klasik tentu objek-objeknya sangat khas dengan budaya Yunani kuno dan Romawi kuno.

Salah satu hal yang penting dalam aliran ini adalah kecenderungannya yang dipergunakan sebagai alat, misalnya alat untuk menyebarkan agama, mempertahankan mitos, propoganda, dan lain sebagainya.

Oleh karenanya, objek-objek yang dilukiskan dalam lukisan klasik kebanyakan adalah tokoh-tokoh tertentu, penggambaran atas dewa atau tuhan, ilustrasi dari kitab suci, dan lain sebagainya meski kita juga bisa menemukan objek lain yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Meski aliran ini berasal dari masa lalu, namun gaya dan karakter dari aliran ini juga masih ditekuni oleh seniman-seniman di zaman sekarang, yakni dengan objek kekinian yang dilukiskan seolah-olah lukisan itu berasal dari masa lalu. Berikut ini merupakan contoh-contohnya:

Gambar lukisan klasik 1

contoh lukisan klasik pada zaman romawi

via flickr.com

Lukisan gaya klasik tersebut menggambarkan kehidupan pada masa romawi kuno. Tentu saja lukisan tersebut dibuat bukan di era Romawi kuno mengingat warna yang digunakan merupakan jenis warna yang diperoleh di era modern. Hanya saja, disebut sebagai lukisan klasik karena objeknya merupakan objek-objek di masa lalu. Mari kita simak contoh lainnya berikut ini.

Gambar lukisan klasik 2

gambar lukisan klasikisme bangsa yunani kuno
via ulohc-inarcanummundi.blogspot.com

Sebagaimana gambar sebelumnya, lukisan pada gambar ini menggunakan objek bangunan Yunani kuno yang dilengkapi dengan pernak-pernik kehidupan manusianya. Selain objek budaya masa lalu, lalu bagaimana dengan objek lukisan klasik lainnya? Simak pada gambar berikut ini.

Gambar lukisan klasik 3

contoh gambar lukisan aliran klasikisme
via wallup.net

Yang menjadi ciri khas dalam pewarnaan lukisan klasik, sebagaimana bisa kita lihat di ketiga contoh gambar tersebut adalah warna lukisan cenderung tidak terlalu tebal, dan tak terlalu banyak dalam menggunakan jenis warna.

Barangkali kita hanya menemukan beberapa jenis warna saja dalam lukisan klasik, tanpa efek-efek yang riuh sebagaimana lukisan-lukisan yang muncul di era-era setelahnya.

Selanjutnya, untuk bisa memahami aliran klasik, kita perlu melihat dan mempelajari aliran lainnya. Mari kita lihat dahulu tentang aliran romantisme yang jenis lukisannya hampir sama dengan lukisan klasikisme.

#2. Lukisan Aliran Romantisme

Aliran romantisme memiliki kecenderungan untuk menciptakan lukisan dengan objek alam atau manusia dengan kehidupannya yang digambarkan dengan wujud memukau dan indah.

Objek utama seperti manusia, hewan, dan lain sebagainya digambar menyerupai rupa yang sebenarnya, namun dengan pewarnaan yang berbeda sehingga menimbulkan kesan imajinatif, tajam, emosional, dan menjadi lebih dari objek aslinya.

Kalau dalam bahasa puisi, lukisan ini memiliki sifat hiperbola, yaitu melebihkan dari yang sebenarnya.
Lukisan romantisme cenderung memiliki unsur warna gelap dan terang yang dipadukan, selolah-olah seperti ada sinar yang berusaha menerobos gelap.

Apabila lukisan tersebut menggambarkan objek alam, maka hampir di semua lukisan selalu ada nuansa cahaya yang menyapu sebagia objek lainnya seperi misalnya sinar matahari yang menembus di sela-sela gumpalan awan berwarna gelap.

Lukisan romantisme juga kerap menggunakan objek manusia yang menunjukkan sisi erotisme, kegagahan manusia, kekejaman manusia, dan keindahan yang berlebihan. Sekelam apapun objek yang digambarkan, misalnya kekejian manusia dalam peperangan, selalu ditampilakan dengan indah.

Di Indonesia, pelukis yang piawai dengan gaya ini adalah Raden Saleh, seorang pelukis didikan Belanda yang bisa melukis layaknya orang Eropa.

Raden Saleh merupakan pelopor seni lukis Indonesia. Di sebut sebagai pelopor dan identik sebagai pelukis pertama Indonesia, hanya karena ia tenar dengan karya-karyanya yang sebagian besar beraliran romatis.

Tokoh-tokoh romantisme di dunia yang terkenal diantaranya adalah Jean Babtiste, Theodore Gericault, dan Eugene Delacroix.

Berikut ini merupakan beberapa contoh lukisan dengan gaya romantisme, yakni:

Gambar Lukisan Romantisme Karya Raden Saleh

lukisan romantisme karya raden saleh

via harpersbazaar.co.id

Goresan dalam lukisan Raden Saleh bisa dikatakan mirip dengan karya-karya romatis pelukis Eropa sebagaimana beliau merupakan pelukis Indonesia pertama hasil didikan Belanda. Mari kita sekarang melihat karya dari Eropa dalam gambar berikut ini:

Gambar Lukisan Romantisme Karya Eugene Delacroix

lukisan romantisme karya eugene delacroix

Dalam lukisan romantisme, kita akan sering menemukan objek binatang seperti kuda, harimau, dan singa yang melambangkan kejantanan dan kebuasan, hasrat dan keliaran, dan hal-hal tersebut merupakan gairah dasar manusia untuk saling menguasai.

Tema-tema tersebut banyak mengilhami karya-karya romantisme. Mari kita lihat satu lagi contoh karya dari lukisan romantikisme dalam gambar berikut ini:

Gambar lukisan Jean Babtiste

lukisan romantisme karya jean babtiste

via en.wikipedia.org

Satu lagi tema lukisan yang tak boleh terlewatkan dalam lukisan romantisme, yakni percintaan atau seksualitas. Dalam gambar tersebut kita bisa melihat objek dewa cinta, pasangan-pasangan laki-laki dan perempuan, serta perempuan yang duduk di atas punggung sapi.

Objek-objek tersebut cukup jelas untuk menggambarkan gairah seksualitas manusia sebagai dorongan terbesar untuk menciptakan kehidupan.

Selanjutnya, mari kita pelajari bersama mengenai aliran realisme agar kita tahu bedanya denga lukisan romantisme ataupun klasikisme.

#3. Aliran Realisme

Aliran realisme bisa disebut sebagai dasar dari aliran seni rupa dimana seniman ditantang untuk membuat kreasi menyerupai bentuk yang sebenarnya. Dalam lukisanpun demikian, objek lukisan realis bisa apapun, dan harus dilukiskan sebagaimana adanya tanpa tambahan visual yang berlebihan atau kurang dari aslinya.

Tentu saja teknik ini sangat sulit dilakukan sebab membutuhkan teknik dan kejelian tinggi dalam mencampur warna dan menorehkannya ke dalam kanvas.

Tokoh-tokoh aliran realisme di dunia yang terkenal diantaranya adalah Ilya Repin, Edward Hopper , Gustove Corbert, dan Honore Daumier.

Seperti apa sih lukisan realis itu? Yuk kita coba lihat gambar-gambar berikut ini:

Gambar Lukisan Gustove Corbert

Gambar Lukisan Gustove Corbert
via artsandactivities.com

Bila kita lihat objek utama dalam lukisan tersebut, sepintas kita mungkin akan mengira bahwa gambar tersebut merupakan foto wajah seorang lelaki. Namun gambar itu adalah lukisan realis yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Mari kita lihat lukisan lainnya pada gambar berikut ini.

Gambar lukisan Edward Hopper

Gambar lukisan Edward Hopper
via moma.org

Dalam lukisan realisme, kita akan banyak menjumpai objek sehari-hari seperti dalam lukisan tersebut yang menggambarkan seorang lelaki di sebuah pom bensin.

Barangkali lukisan itu tidak sepenuhnya mirip foto, namun lukisan tersebut tidak menambah efek-efek tertentu sehingga lukisan tampak indah sebagaimana dalam lukisan-lukisan romantisme.

Lukisan tersebut menggambarkan objek apa adanya, tanpa pengurangan dan penambahan. Selanjutnya, mari kita lihat contoh lain pada gambar berikut ini.

Gambar Lukisan Matthew Cornell

Gambar Lukisan Matthew Cornell
via pinterest.com

Dalam lukisan tersebut, kita mungkin akan takjub dengan detail objek yang digambarkan dengan sangat realistis menyerupai foto.

Yup, Matthew Cornell merupakan salah satu pelukis realis jaman sekarang yang beruntung karena teknologi sangat membantu dalam menciptakan lukisan yang menyerupai aslinya.

Tentu kualitas teknik dan warna dalam lukisan realis jaman sekarang dan masa lalu berbeda jauh seperti yang bisa kita lihat dalam ketiga contoh gambar tersebut.

#4. Aliran Naturalisme

Senada dengan Realisme, aliran naturalisme juga menggunakan objek dalam dunia riil dan menekankan karakter alami dari objek tersebut.

Hanya saja, lukisan naturalisme ini sedikit berbeda dengan realisme, yakni memberikan sedikit sentuhan keindahan pada objeknya.

Kira-kira, aliran ini bisa diandiakan sebagai kawin silang antara lukisan romantisme dan lukisan realisme; yakni objeknya riil, namun digambarkan secara lebih cantik misalnya dalam hal pewarnaannya.

Sebagian besar objek yang digambarkan dalam lukisan naturalisme merupakan objek alam atau manusia yang sedang berinteraksi dengan alamnya seperti misalnya petani di sawah, orang di hutan, nelayan di pantai, dan sebagainya.

Tokoh-tokoh aliran naturalisme yang terkenal di Indonesia lumayan banyak, diantaranya adalah Basuki Abdullah, Gambir Anom, Abdullah Sudriosubroto, dan Trubus.

Raden Salehpun selain melukis dengan gaya romantisme juga piawai dalam membuat lukisan naturalisme sehingga beliau juga termasuk dalam daftar pelukis naturalisme.

Sementara nama-nama lain yang terdaftar sebagai pelukis naturalisme dunia diantarannya adalah Ivan Kramskoi, Rosa Bonheur, Edouart Manet, dan masih banyak lagi.

Baiklah, sekarang kita lihat contoh-contoh dari lukisan naturalisme yuk, simak pada gambar-gambar berikut ini:

Gambar Lukisan Naturalisme Karya Abdullah Sudriosubroto

lukisan naturalisme karya abdullah sudriosubroto

via nokenstudio.com

Lukisan dengan judul Telaga Di Tengah Hutan karya Abdullah Sudriosubroto ini merupakan sebuah lukisan naturalis dimana objek yang digunakan merupakan objek alam sebagaimana objek semacam ini merupakan ciri khas yang melekat pada lukisan naturalisme. Yuk kita lihat contoh lainnya.

Gambar Lukisan Basuki Abdullah

gambar lukisan naturalisme basuki abdullah

via senirupasmasa.wordpress.com

Dalam lukisan tersebut kita melihat tiga ekor kuda yang dijadikan objek. Objek itu masih bisa dikategorikan dalam lukisan naturalisme, yakni yang setara dengan lukisan realis yang menggambarkan objek menyerupai aslinya.

Hanya saja, berbeda dengan lukisan realis,  dalam lukisan naturalisme, masih ada penambahan efek tertentu meski tidak sedahsyat seperti lukisan romantisme yang bisa kita lihat pada objek sekunder, yakni latar belakang pemandangan yang ada di sekitar tiga ekor kuda tersebut.

#5. Aliran Surealisme

Aliran surealisme merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan dunia seperti dunia mimpi di mana objek-objek yang digambarkan di dalamnya terlihat aneh atau kurang lebih demikian, objek tersebut berasal dari dunia nyata, tapi bentuknya dan sifatnya sudah berubah.

Kadang-kadang objek tersebut merupakan gabungan dari beberapa objek yang disatukan, misalnya gajah berhidung saxophone, manusia bertubuh pohon, rumah-rumah yang dijemur, sungai yang mengalir ke langit, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, lukisan surealisme ini juga dijuluki sebagai lukisan yang penuh khayalan, imajinasi, dan kegilaan. Melihat lukisan tersebut tentu rasanya seperti melihat dunia fantasi yang sangat jauh berbeda dengan dunia sehari-hari.

Beberapa tokoh fenomenal dalam aliran ini diantaranya adalah Salvador Dali dan Ienora Carrington. Sementara pelukis Indonesia yang terkenal dengan gaya aliran surealisme adalah Sudiardjo dan Amang Rahman.

Berikutnya, mari kita lihat contoh-contoh dari lukisan surealisme untuk lebih memahami aliran ini selengkapnya. Simak gambar-gambar berikut ini:

Gambar lukisan Salvador Dali

Gambar lukisan Salvador Dali
via dalipaintings.com

Gambar tersebut merupakan salah satu lukisan Salvador Dali yang terkenal dengan objek yang luar biasa aneh, yakni sebuah jam yang tampak lembek yang angkanya berhamburan dengan latar belakang semacam kubus dan pantai berbukit karang.

Tentu lukisan tersebut mirip dengan mimpi buruk yang mengerikan sebagaimana lukisan surealis identik dengan fantasi dan alam mimpi. Yuk kita lihat contoh lainnya.

Gambar lukisan Ienora Carrington

Gambar lukisan Ienora Carrington
via youtube.com

Dalam gambar tersebut kita melihat objek lukisan yang tak kalah seram dengan gambar lukisan sebelumnya sebab dalam gambar ini kita disuguhi sebuah pemandangan yang tak lazim bercampur aduk dan memiliki kesan menyeramkan.

Dalam gambar tersebut kita juga disuguhi objek utama, yakni dua orang anak kecil di ruangan aneh dimana terdapat seekor rusa dengan baju tidur, dua ekor anjing, dan benda-benda aneh lainnya.

Nah, selanjutnya mari kita lihat lukisan dari pelukis surealis Indonesia pada gambar berikut ini.

Gambar lukisan Amang Rahman

Gambar lukisan Amang Rahman
via RKY.com

Dalam lukisan tersebut, kita disuguhi sebuah pemandangan aneh, yakni dua orang berseragam sekolah di bawah atap bendera indonesia yang duduk lesu dan dibelakangnya masih ada banyak anak berbaris menuju mulut monster aneh.

Dibawahnya ada gambar tagan-tangan yang melambai seakan melarang anak-anak tersebut terus berjalan sementara gambar di atas terdapat piramida bercahaya di langit yang seolah-olah hadir sebagai simbol cita-cita.

Mungkin lukisan itu ingin mengatakan mimpi buruk anak-anak sekolah yang berjalan menuju masa depan menyeramkan dengan iming-iming mimpi setinggi langit.

Tentu lukisan surealis memiliki kelenturan untuk ditafsir dengan banyak cara dan memiliki beragam varian makna sebab dalam lukisan sureal kita disuguhi penanda-penanda aneh namun kita kenal dengan baik juga.

Lukisan semacam ini justru lebih menggoda untuk ditafsirkan daripada lukisan di aliran lainnya seperti realisme, naturalisme, dan romantisme sebagaimana telah diuraikan di bagian sebelumnya.

#6. Aliran Impresionisme

Aliran impresionisme lebih menekankan impresi atau kesan atas objek daripada detail dari objek yang dilukiskan sehingga hasil dari lukisan tersebut apabila diamati dengan seksama akan terlihat kabur dan tak tampak jelas, namun kita tahu betul dan dapat mengenali dengan objek yang dilukiskan tersebut.

Kebanyakan objek dari impresionisme ini merupakan objek-objek yang terlihat dari jarak jauh, atau terkesan jauh sehingga mata tak bisa menangkap detail objek.

Tak ada kepastian soal ketebalan warna karena kadang lukisan impresionisme ini menggunakan warna yang tipis dan kadang justru sangat tebal.

Yang terpenting dalam lukisan impresionisme adalah impresi atas objek yang digambarkan.

Lukisan impresionisme memiliki latar belakang gagasan bahwa seni adalah kesan dari keindahan itu sendiri sehingga tentunya objek seni tak akan digambarkan sebagaimana adanya, melainkan sebagaimana sang seniman menangkap kesan atas objek tersebut.

Oleh karenanya, dalam lukisan impresionisme, subjektivitas seniman menjadi lebih dominan dalam dalam menghadirkan visual lukisan.

Beberapa tokoh impresionisme (dan pos impresionisme) dunia yang terkenal diantaranya adalah Auguste Renoir, Van Gogh, Claude Monet, Casmire Pissaro, Edward Degas, Mary Cassat, dan Sisley.

Selanjutnya mari kita lihat contoh-contoh lukisan impresionisme pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar lukisan Auguste Renoir

gambar lukisan Auguste Renoir
via tuttartpitturasculturapoesiamusica.com

Dalam lukisan tersebut, kita melihat objek beberapa orang di tepi danau yang dilukiskan dengan detail yang kurang namun cukup untuk kita bisa melihat objek apakah itu. Impresionisme tak akan melukiskan detail gambar sebagaimana dalam realisme atau naturalisme. Yuk kita lihat contoh lainnya.

Gambar lukisan Van Gogh

gambar lukisan Van Gogh
via aracelirldeloleoalcincel.blogspot.com

Lukisan Van Gogh tersebut sangat berbeda karakternya dengan kebanyakan lukisan impresionisme lainnya dan karena itulah ia merupakan pelopor aliran baru dalam impresionisme atau pos impresionisme.

Dalam lukisan tersebut, impresi atas objek yang ditangkap dan digambarkan kembali oleh Van Gogh memang melahirkan objek baru yang jauh berbeda dengan objek aslinya, namun lukisan tersebut bukanlah surealisme ataupun romantikisme, melainkan sepenuhnya impresi atas objek yang dituangkan dalam bentuk lukisan.

Selanjutnya mari kita lihat lagi satu contoh gambar tentang lukisan impresionisme berikut ini.

Gambar lukisan Claude Monet

Gambar lukisan Claude Monet
via youtube.com

Lukisan dengan objek dua perempuan dan pepohonan tersebut layak disebut sebagai lukisan impresionisme sebab objek lukisan tak digambarkan dengan detail, namun diwujudkan sedemikian adanya dan cukup jelas untuk mewujudkan impresi atas objek tersebut.

Selanjutnya mari kita pelajari dan simak bersama tentang aliran lainnya, yakni ekspresionisme.

#7. Aliran Ekspresionisme

Berbeda dengan lukisan impresionisme yang menuangkan impresi atas objek di atas kanvas, lukisan ekspresionisme ini menuangkan kebebasan dan emosi seniman ke dalam kanvas.

Sehingga, dalam lukisan ekspresionisme, barangkali kita akan menemukan bentuk objek yang aneh namun berbeda dengan objek surealisme.

Keanehan objek dalam ekspresionisme merupakan gambaran atau perwujudan emosi senimannya yang cenderung merupakan emosi yang bersifat depresi, suram, sedih, dan jauh dari sifat bahagia sehingga objek yang tampak dalam lukisan bukanlah objek yang seperti mimpi.

Dalam ekspresionisme, seniman bebas menentukan objek atau bahkan tak menggunakan objek tertentu, melainkan menuangkan imajinya atas perasaan yang sedang ia alami ketika melukis.

Kalaupun ada objek yang digunakan, maka seniman ekspresionisme tak akan pernah menggambarkan objek itu sebagaimana aslinya sekalipun ia bisa melakukannya. Mengapa demikian?

Hal itu disebabkan atas gagasan yang mendasari para pelukis ekspresionis sehingga mereka percaya bahwa seni merupakan perwujudan dari emosi ketika berhadapan dengan kehidupan, termasuk objek atau subjek-subjek lain yang sedang ia hadapi.

Di Indonesia, Afandi merupakan salah satu tokoh ekspresionis yang sangat berpengaruh tak hanya di Indonesia, melainkan di negara lain. Selain Afandi, beberapa tokoh ekspresionis di Indonesia yang terkenal adalah Popo Iskandar dan zaini, sementara tokoh ekspresionis dunia diantaranya adalah Ernst Ludwig dan Paul Gaugiuin.

Untuk memahami aliran ini lebih baik lagi, mari kita lihat contoh-contoh lukisan ekspresionisme pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar lukisan Affandi

Gambar lukisan Affandi
via christies.com

Dalam lukisan tersebut, kita bisa melihat objek orang sedang beribadah haji di sekitar ka’bah. Namun objek tersebut digambarkan sedemikian rupa sehingga tidak mirip sama sekali dengan objek aslinya.

Lukisan tersebut merupakan ekspresi dari pengalaman sang pelukis menenai ibadah haji. Matahari digambarkan sangat terik dan berada tepat di atas ka’bah dan sangat cukup untuk mengatakan bahwa di sana sangatlah terik sebagaimana yang diekspresikan dalam lukisan tersebut.

Gambar Lukisan Popo Iskandar

Gambar Lukisan Popo Iskandar
via ccsi.cindycomputer.com

Sebagaimana Affandi, Popo Iskandar juga telah meninggalkan realisme untuk kemudian beliau berlanjut melukis dengan gaya ekspresionisme yang bebas untuk menggambarkan perasaannya pribadi atas objek atau kehidupan yang ia temui dan ia alami.

Gambar lukisan Ernst Ludwig

Gambar lukisan Ernst Ludwig
via pinterest.com

Lukisan dengan objek tiga perempuan yang telanjang di hutan tersebut digambarkan sesuka hati sang pelukis dimana kita bisa melihat bentuk dan gestur yang tidak realistis dan terkesan kekanak-kanakan dengan warna yang bebas pula.

Inilah ekspresionisme, suatu aliran yang membebaskan pelukis dari aturan-aturan tertentu dalam melukis objek.

#8. Aliran Kubisme

Aliran kubisme merupakan aliran seni lukis yang menggunakan bentuk-bentuk geometris seperti kotak, segitiga, lingkaran, oval, dan berbagai bentuk geometris lainnya untuk dipadukan sedemikian rupa menjadi objek baru.

Aliran kubisme ini secara teoritis merupakan bagian dari aliran abstraksionisme sebab bentuk objek yang digambarkan sudah jauh dari objek sehari-hari.

Gagasan dari aliran ini menegaskan bahwa setiap objek yang ada di dunia ini pada dasarnya memiliki bentuk geometris sehingga lukisan kubisme ini seolah-olah ingin melukiskan bentuk dasar dari objek tertentu yang digambarkan sedemikian rupa dengan warna-warna yang juga tak terlalu kompleks, namun tersusun dengan rapi dan seimbang.

Pelukis aliran kubisme yang sangat tersohor namanya di dunia adalah Pablo Picasso. Berikut ini merupakan contoh-contoh lukisannya.

Gambar lukisan Pablo Picasso

Gambar lukisan Pablo Picasso
via en.wikipedia.org

dalam gambar tersebut, kita disuguhi gambar yang seperti kepingan puzle dimana ada beberapa bagian dari bentuk utuh biola, serta objek lainnya yang tidak tampak terlalu jelas namun enak untuk dilihat.

Komposisi bentuk dan warna dari lukisan tersebut tentunya membuat lukisan Pablo Picasso ini diperebutkan kolektor kelas dunia.

Gambar lukisan Kubisme

Gambar lukisan Kubisme
via pixel2images.com

Lukisan kubisme tidak melulu identik dengan kubus sebagaimana namanya. Banyak jenis gambar yang bisa dihasilkan dalam aliran ini. Dalam gambar tersebut, kita bisa melihat bentuk dasar geometris orang yang sedang duduk menggambar.

Lukisan tersebut terlihat sederhana dan simple, namun butuh akurasi yang tepat agar komposisi gambar dan warna bisa terlihat apik.

Selanjutnya, mari kita lihat bersama penjelasan dan contoh-contoh dari lukisan abstraksionisme atau aliran yang sedikit mirip dengan lukisan ekspresionisme.

#9. Aliran Abstraksionisme

Aliran abstraksionisme merupakan aliran baru yang muncul di abad ke 20. Tentunya, aliran ini hadir bukan semata-mata karena dorongan untuk menciptakan aliran baru, melainkan berakar pada pemikiran filosofis.

Pemikiran filosofis yang mendasari aliran abstraksionisme ini adalah pandangan bahwa lukisan tak harus bergantung pada objek konvensional, namun juga harus bisa mandiri dengan menggunakan objek yang tak berbentuk, objek yang merdeka dari penanda-penanda atau objek baku yang telah diakui.

Aliran abstraksionisme ini terbagi menjadi dua, yakni abstraksionisme non figuratif dan abstraksionisme kubistis.

Di sebut sebagai abstraksionisme non figuratif apabila lukisan tersebut telah meninggalkan bentuk alami objek lukisan dan yang tertinggal hanyalah sapuan garis dengan berbagai arah dan jenis garisnya serta warna.

Sementara dalam abstraksionisme kubistis masih dipergunakan bentuk-bentuk geometris seperti halnya aliran kubistis untuk melukiskan sesuatu. Poin utama dari keduanya sama, yakni memurnikan kembali objek lukisan.

Aliran ini seakan ingin mengatakan bahwa yang murni merupakan yang abstrak, tak berbentuk karena hanya dengan begitu objek tersebut bebas dari beban ideologis atas suatu objek tertentu atau lepas dari hukum penandaan.

Akibatnya, lukisan abstraksionisme memiliki makna yang tak terbatas meski kemudian di sisi lain lukisan ini menjadi tak bermakna karena tak bisa bertemu dengan rantai penanda yang membuat orang bisa memaknainya.

Akan tetapi, bagi orang-orang tertentu, lukisan abstraksionisme bisa dinikmati dan bahkan bisa dimaknai secara personal. Oleh karenanya, pada akhirnya lukisan abstraksionisme ini bisa dinilai mutunya dan tentu sangat mahal harganya. Berikut ini merupakan beberapa contoh lukisan abstraksionisme.

Gambar lukisan Jackson Pollock

Gambar lukisan Jackson Pollock
via theconversation.com

Melihat lukisan tersebut, kita barangkali tidak akan lagi memikirkan soal makna lukisan, melainkan memikirkan hal lain yang barangkali adalah pengertian dari lukisan itu sendiri, atau apa itu keindahan.

Dalam lukisan abstraksionisme, kita tak akan menjumpai bentuk konkrit dari suatu objek, namun susunan warna dan garis yang dipadukan sedemikian rupa, menjadi keindahan yang tak harus dimaknai.

Dalam hal ini, kita juga bisa menemukannya dalam contoh lukisan abstrak yang lain pada gambar berikut ini.

Gambar lukisan Victor Vinogradov

Gambar lukisan Victor Vinogradov
via artmajeour.com

Apabila sepintas kita perhatikan lukisan itu, mungkin kita akan sedikit teringat tetang organ dalam tubuh, jaringan tubuh makluk hidup, atau entahlah.

Yang pasti komposisi garis, warna, dan bentuk-bentuk aneh dalam lukisan tersebut menimbulkan keindahan tersendiri, keindahan yang tak ditumpangi oleh beban makna.

#10. Aliran Dadaisme

Aliran dadaisme ini muncul setelah perang dunia 1 yang tentunya banyak menelan korban. Secara praktis, aliran dadaisme dalam lukisan ini merupakan aliran yang menolak standard estetika, khususnya estetika Barat yang telah terkontaminasi oleh kapitalisme.

Aliran dadaisme ini disebut juga sebagai seni yang anti seni, maksudnya adalah anti nilai dan standard estetika mapan.

Tak hanya itu, aliran dadaisme ini juga menolak doktrin pemikiran logis versi umum karena logika tersebut merupakan logika yang dihasilkan dari rantai penanda ideal yang ternyata telah luput dari cita-cita luhurnya, yakni untuk kebaikan manusia.

Klaim ini tentu berlatar belakang dari lahirnya perang dunia yang bagaimanapun juga merupakan produk dari nilai-nilai ideal tersebut.

Sehingga, lukisan dalam dadaisme ini cenderung bertolak belakang dengan lukisan pada umumnya, khususnya yang mengedepankan keindahan.

Lukisan dadaisme terlihat tidak logis, aneh, misterius, yang mengisyaratkan ketidakpercayaan atas penanda-penanda mapan yang secara umum bernilai logis dan menjadi pola pikir kebanyakan manusia.

Objek dalam lukisan dadaisme ini dalam satu lukisan bisa bermacam-macam dan disusun menjadi satu seolah seperti dunia yang terpecah dan dikumpulkan menjadi satu dalam ketidakteraturan.

Tentu objek tersebut mengikuti dasar pemikirannya dan latar belakangnya, yakni perang dunia.

beberapa tokoh seni lukis yang memperjuangkan aliran ini diantaranya adalah Raoull Haussmann, dan Hans Arp.

Gambar lukisan Raoull Haussmann

Gambar lukisan Raoull Haussmann
via laudator.com

Dalam lukisan tersebut, kita bisa melihat kepingan-kepingan objek yang disusun menjadi satu hingga muncullah objek baru yang tentunya susah juga untuk dipahami, tapi tidak untuk dinikmati. Lukisan semacam itu justru memberikan kesempatan pada ketidakteraturan untukk menjadi bagian dari keindahan.

Mari kita lihat contoh lainnya.

Gambar lukisan George Grosz

Gambar lukisan George Grosz
via pinterest.com

Sebagaimana lukisan dalam gambar sebelumnya, dalam gambar tersebut kita juga melihat kepingan-kepingan atau potongan-potongan objek yang bisa diibaratkan seperti berbagai bendayang  berserakan di meja yang indah dengan sendirinya.

#11. Aliran Futurisme

Aliran atau gerakan futurisme ini lahir di Italia pada tahun 1909. Dalam seni, aliran ini cenderung menghadirkan penanda-penanda masa depan sebagaimana nama yang diusung dalam aliran tersebut.

Aliran ini hadir dalam semua bentuk seni dan khususnya pada seni lukis, gagasan ini diwujudkan dengan menghadirkan objek-objek masa depan seperti teknologi, bangunan, kekerasan, kekacauan, dan lain sebagainya yang tentu saja sifatnya adalah ramalan dari situasi kemanusiaan pada hari ini di semua bidang.

Berbicara tentang masa depan, terutama pada kehidupan manusia di masa mendatang, tentu tak lepas dari kemajuan tekologi serta berbagai perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan tersebut.

Maka gerakan inilah yang seolah menjadi alarm atau gambaran dunia di masa depan. Mari kita lihat contoh lukisan futurisme berikut ini:

Gambar lukisan futurisme Umberto Boccioni

Gambar lukisan futurisme Umberto Boccioni
via ayay.co.uk

Kehidupan di masa depan dalam lukisan tersebut digambarkan sebagai kehidupan yang kering, penuh polusi dan tak tampak ada tumbuhan berwarna hijau.

Tentunya lukisan tersebut masuk akal juga sebagai lukisan tentang masa depan sebab lambat laun kehidupan di bumi akan aus juga oleh keserakahaan manusia.

#12. Aliran Fauvisme

Aliran Fauvisme ini lahir di Perancis pada tahun 1904 dan mulai berkembang sejak tahun 1910. Dalam seni lukis, aliran fauvisme ini terinspirasi dari beberapa tokoh dari berbagai aliran seperti Van Gogh (impresioniesme-pos impresionisme), Seurat (Pointilisme), dan Paul Signac (neo Impresionisme).

Dengan demikian, karya fauvisme ini cenderung memiliki sapuan warna yang liar dan kontras dengan warna objek aslinya.

Semangat dalam fauvisme ini adalah kebebasan berimajinasi dalam menggambarkan suatu objek sehingga adakalanya lukisan-lukisan fauvisme ini jauh dari bentuk asli objek yang digambarkannya.

Gambar lukisan fauvisme

Gambar lukisan fauvisme
via creativeboom.com

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lukisan fauvisme cenderung liar dalam menorehkan warna pada objek gambarnya sehingga objek tersebut tak lagi terlihat seperti aslinya dan dalam lukisan dalam gambar tersebut, kita menjumpai sapuan warna-warni yang kontras satu sama lain, namun memunculkan keindahan yang unik.

*****

Nah teman-teman, demikianlah beberapa aliran seni lukis yang utama yang bisa kami bagikan dalam artikel kali ini. Semoga berbagai informasi yang kami tuliskan dalam artikel ini bermanfaat.

Sharing is Caring

«

»


KATEGORI

BACAAN TERKAIT

Copyright © 2024 HelferPhotoContact / Privacy Policy / Copyright / Cookie / Term of Service
Top